![]() |
| Dokpri : Mbakso di Bakso Kenangan Mejasem |
Hari Senin, 15 Juli 2024, setelah mendapatkan bimbingan penuh makna dari Dr. Basukiyatno, M.Pd dalam mata kuliah Landasan Filsafat Pedagogi dan Metodologi Riset, langkah kami berlanjut bukan ke ruang diskusi berikutnya, melainkan ke sebuah meja sederhana di Bakso Kenangan Mejasem.
Di sanalah, kami berempat Aziz Aminudin, Rizqi Nurul Falah, Budi Santoso, dan Willy Chandra R. menemukan kebahagiaan dalam bentuk yang sederhana: semangkuk bakso hangat yang menemani obrolan ringan selepas perkuliahan yang padat.
Suasana kebersamaan itu begitu lekat. Tawa kecil, cerita ringan, hingga refleksi spontan tentang materi kuliah tadi bercampur menjadi satu. Bakso yang tersaji bukan sekadar hidangan, tetapi menjadi simbol kehangatan pertemanan dan kebersamaan yang tumbuh di antara kami sebagai mahasiswa MP-10.
Momen sederhana di Mejasem itu mengingatkan bahwa perjalanan studi bukan hanya tentang menulis makalah atau menyelesaikan tugas riset. Ia juga tentang merajut persahabatan, menemukan energi baru lewat kebersamaan, dan belajar menghargai jeda di sela-sela kesibukan akademik.
Seperti halnya filosofi pendidikan yang kami pelajari, hidup pun menuntut keseimbangan. Antara serius menekuni ilmu, dan ringan hati menikmati kebersamaan. Di Bakso Kenangan Mejasem, kami merasakan bahwa ilmu dan persaudaraan berjalan beriringan, saling menguatkan, dan meninggalkan jejak kenangan yang akan terus hidup dalam perjalanan kami sebagai mahasiswa pascasarjana.









